Senin, 04 Mei 2020

Pemeriksaan Boraks Pada Makanan


Mata Kuliah                : PMM-A
Dosen                          : Khiki Purnawati Kasim, S.ST.,M.Kes

“Pemeriksaan Boraks Secara Kualitatif (Menggunakan Kunyit)”



Disusun Oleh:

Karmila Pamin
PO714221181064


KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI SANITASI LINGKUNGAN
II B
2020


A.    Dasar Teori
Makanan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang sifatnya harus dipenuhi. Jumlah penduduk Indonesia semakin meningkat, akan membuat jumlah kebutuhan makanan selalu meningkat dari tahun ke tahun, dan sebagai negara yang memiliki 34 provinsi, sehingga Indonesia memiliki beragam makanan yang tersebar dan mempunyai cita rasa khas masing-masing. Seiring dengan tingginya kebutuhan mkanan, kualitas makanan cenderung menurun, ini akibat dari produsen makanan yang berbuat curang. Dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar, produsen akan memberikan suatau bahan kimia tertentu kepada makanan yang dibuatnya.
a)      Bakso
Bakso atau baso adalah jenis bola daging yang lazim ditemukan pada masakan Indonesia. Bakso umumnya dibuat dari campuran daging sapi giling dari tepung tapioka, akan tetapi ada juga bakso yang terbuat dari daging ayam, ikan, atau udang bahkan daging kerbau.
b)      Mie
Mie adalah adonan tipis dan panjang yang telah digulung, dikeringkan, dan dimasak dalam air mendidih. Istilah ini juga merujuk kepada mie kering yang harus dimasak kembali dengan dicelupkan dalam air.
c)      Tahu
Tahu adalah makanan yang dibuat dari endapan perasan biji kedelai yang mengalami koagulasi. Tahu berasal dari Tiongkok, seperti halnya kecap, tauco, bakpau, dan bakso.
d)     Kunyit
Kunyit atau kunir adalah termasuk salah satu tanaman rempah-rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Kunyit sering digunakan sebagai bumbu dalam masakan untuk memberi warna kuning atau sebagai pengawet. Serta bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan kecantikan.
e)      Boraks
Boraks adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam pembuatan beberapa makanan tradisional, seperti karak dan gendar. Dalam dunia industri, boraks mejadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoa.
Boraks merupakan salah satu bahan kimia yang dicampurkan oleh produsen makanan yang curang. Karena boraks digunakan di dunia industri, seperti farmasi. Banyak masyarakat yang sudah tau dampak dari boraks jika termakandengan makanan. Tetapi banyak masyarakat yang hanya tau dalam menguji kandungan boraks pada makanan itu dilakukan di laboratorium saja. Padahal ad acara sederhana dan ekonomis untuk mengujinya yaitu kunyit. Kunyit ternyata pada awalnya sebagai pewarna alami dan bumbu masakan, sekarang dapat dimanfaatkan juga sebagai uji kandungan boraks pada makanan. Caranya sangat sederhana yaitu dengan melihat perubahan warna pada aplikator (tusuk gigi).

B.     Tujuan
a)      Melakukan praktikum pemeriksaan di rumah mengenai kandungan boraks pada makanan yang diperiksa secara kualitatif menggunakan kunyit atau secara sederhana.
b)      Mengetahui kandungan boraks pada bakso, tahu dan mie yang diperiksa.

C.    Alat dan Bahan
a)      Alat : -     3 buah Lidi (tusuk gigi)
-          Wadah seperlunya
b)      Bahan : - Seiris tahu
-          2 biji bakso
-          2 macam mie (mie kuning dan mie pangsit)
-          1 rimpang kunyit

D.    Prosedur Kerja
a)      Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan diatas wadah.

b)   Tusukkan lidi (tusuk gigi) ke dalam kunyit, dan tunggu beberapa detik. Perhatikan   warna asli dari kunyit pada tusuk gigi tersebut.
   

c)    Tarik lidi (tusuk gigi) kemudian tusukkan pada bakso, tahu, dan mie. Kemudian tunggu beberapa saat untuk melihat hasilnya.

d)  Amati hasiln warna pada tusuk gigi tersebut setelah dibandingkan dengan warna awal/asli kunyit.

E.     Hasil
a)      Bakso                                                               : Negatif boraks

b)      Tahu                                                                 : Negatif boraks

c)      Mie basah ( mie kuning dan mie pangsit)       : Negatif boraks
(Mie kuning)
(Mie Pangsit)

       
Dari praktikum pemeriksaan pada bakso,tahu dan mie yang dilakukan, terlihat warna yang dihasilkan pada tusuk gigi tersebut yaitu tidak terjadi perubahan warna dari warna awal/asli kunyit tersebut. Sehingga memungkinkan bahwa pada pemeriksaan bakso, tahu dan mie tersebut tidak mengandung boraks (negatif).

F.     Analisa Hasil
Sampel                                  : Bakso, tahu dan mie basah (mie kuning dan mie pangsit)
Lokasi pengambilan sampel : Pasar Niaga Daya, Makassar
Waktu pengambilan sampel : 19 April 2020/10.00 Wita
Lokasi pemeriksaan sampel : Pusat Niaga Daya (Rumah)
Waktu pemeriksaan sampel : 19 Aprill 2020/11.00 Wita
Dari hasil praktikum pemeriksaan yang dilakukan semua sampel (bakso,tahu, mie) tidak mengandung boraks. Hal ini juga bisa dilihat dari ciri-ciri makanan apabila mengandung boraks seperti:
a)      Makanan bertekstur sangat kenyal, tidak mudah hancur, atau sangat renyah.
b)      Berwana sangat mencolok dari aslinya makanan.
c)    Beraroma menyengat yang mencurigakan, bahkan binatang seperti lalat pun        enggan untuk menempel.
d)  Tidak rusak atau tidak busuk meski sudah disimpan lebih dari 3 hari pada suhu ruang.
Pada sampel makanan yang diperiksa tidak memiliki ciri-ciri yang perlu dicurigai. Pada pemeriksaan ini, diamati dari hasil warna yang terdapat pada aplikator (tusuk gigi) yang digunakan. Pada semua sampel yang diperiksa tidak mengalami perubahan warna dari warna asli makanan tersebut/warna kunyit asli.

G.    Kesimpulan
Dapat disimpulkan setelah melakukan praktikum pemeriksaan bahwa kandungan kunyit sebagai pendeteksi boraks yaitu mengandung senyawa kurkumin. Kurkumin dapat mendeteksi adanya kandungan boraks pada makanan karena kurkumin mampu menguraikan ikatan-ikatan boraks menjadi asam borat dan mengikatnya menjadi kompleks warna rosa atau yang biasa disebut dengan senyawa boron cyano kurkumin kompleks. Maka, ketika makanan yang mengandung boraks bertemu dengan ekstrak kunyit akan mengalami perubahan warna menjadi merah kecoklatan. Tetapi pada pemeriksaan tidak terjadi perubahan warna menjadi warna merah kecoklatan.
Apabila konsumen kurang teliti mengenai kandungan boraks pada makanan, maka para konsumen bisa tertipu kemudian dapat mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks tersebut. Sehingga lama kelamaan akan mengganggu kesehatan manusia/konsumen tersebut.

H.    Saran
Pemeriksaan kandungan boraks pada makanan ini masih jauh dari kata sempurna, tetapi pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan sederhana oleh banyak orang. Diharapkan kepada masyarakat untuk lebih jeli terhadap makanan yang akan di konsumsinya, agar tidak berdampak bagi kesehatan. Mencegah lebih baik dari pada mengobati.

  
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia. 2020. Bakso. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bakso (Diakses pada tanggal 2 Mei 2020).
Wikipedia. 2019. Mi (makanan)https://id.m.wikipedia.org/wiki/Mi_(makanan)                             (Diakses pada tanggal 3 Mei 2020).
Wikipedia. 2019. Tahu. https://id.wikipedia.org/wiki/Tahu (Diakses pada tanggal 3 Mei 2020).
Wikipedia. 2020. Kunyit. https://id.wikipedia.org/wiki/Kunyit (Diakses pada tangal 3 Mei 2020).
Wikipedia. 2020. Boraks. https://id.wikipedia.org/wiki/Boraks (Diakses pada tanggal 3 Mei 2020).
Bilazhr. 2014. Menguji Kandungan Boraks pada Beberapa Makanan Menggunakan Kunyit. https://www.google.com/amp/s/bilazhr.wordpress.com/2014/11/15/menguji-kandungan-boraks-pada-beberapa-makanan-menggunakan-kunyit/amp/ (Diakses pada tanggal 3 Mei 2020).
HelloSehat. 2018. Apa Bahayanya Boraks Buat Tubuh? Plus, Cara Mengenali Makanan yang Mengandung Boraks. https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/bahaya-boraks-adalah/amp/ (Diakses pada tanggal 3 Mei 2020).




Minggu, 22 Maret 2020

Sumber Pencemaran Kawasan Pesisir

MAKALAH
“SUMBER PENCEMARAN KAWASAN PESISIR”




DISUSUN OLEH :

KARMILA PAMIN

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN SANITASI LINGKUNGAN
2020



KATA PENGANTAR
   Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang elah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun makalah ini. Yang dikumpul dari beberapa sumber mengenai sumber dari pencemaran di kawasan pesisir. Penulis sangat mengharapkan makalah ini sekiranya dapat berguna dalam mengembangkan pemahaman serta ilmu mengenai sumber pencemaran kawasan pesisir. Semoga makalah inidapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu hingga makalah ini selesai. Kritik dan saran sangat diharapkan dari pemerhati demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 22 Maret 2020

Penulis



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan dan memiliki garis pantau yang terpanjang di dunia. Yang secara garis besar dibagi menjadi kawasan budidaya dan non budidaya. Kawasan non budidaya ini berupa daerah konservasi dan daerah yang tidak di budidayakan. Kondisi lingkungan pesisir di beberapa pantai di Indonesia cenderung mengalami penurunan kualitas sehingga lingkungan pesisir di lokasi tersebut dapat berkurang fungsinya atau bahkan sudah tidak mampu berfungsi lagi untuk menunjang pembangunan dan kesejahteraan penduduk secara berkelanjutan. Penurunan kualitas lingkungan pesisir di banyak tempat terjadi terutama akibat pencemaran dan atau perusakan lingkungan di sekitanya.

Di Indonesia wilayah pesisirnya kaya dan beragam sumber daya alamnya yang telah dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia sebagai salah satu sumber bahan makanan utama khususnya protein dari hewani. Di wilayah pesisir merupakan kawasan yang memiliki potensi untuk di kembangkan lebih baik lagi. Di beberapa kawasan pesisir  Indonesia memiliki tingkat penduduk yang tinggi atau terbilang padat. Sehingga dapat terlihat pula beberapa kerusakan yang terjadi pada lingkungan kawasan pesisir tersebut.
Kerusakan pada lingkungan pesisir ini dapat dilihat seperti pencemaran di habitat utama pesisir yaitu mangrove, terumbu karang, abrasi pantai pun telah mengancam kapasitas ekosistem pesisir dan lain sebagainya. .berdampak pada kelestarian fungsi dan kerusakan keanekaragaman laut.
B.     Rumusan Masalah
a.       Apa saja yang terjadi pada pencemaran kawasan pesisir?
b.      Darimanakah sumber pencemaran pada kawasan pesisir?
C.     Tujuan
a.       Untuk mengetahui apa yang terjadi ketika kawasan pesisir tercemar.
b.      Untuk mengetahui sumber pencemaran pada kawasan pesisir.


BAB II
PEMBAHASAN
            Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut dengan batas ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut seperti angin laut, pasang surut, perembesan air laut yang dicirikan oleh vegetasinya yang khas, sedangkan batas wilayah pesisir kea rah laut mencakup bagian atau batas terluar dari pada daerah paparan benua, dimana ciri-ciri perairan ini masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar maupun proses yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran (Bengen,2002).
            Wilayah pesisir memiliki keunikan ekosistem. Wilayah ini sangat rentan terhadap perubahan, baik karena diakibatkan oleh aktifitas daerah hulu maupun karena aktifitas yang terjadi di wilayah pesisir itu sendiri. Dapat disimpulkan bahwa wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara daratan dan laut. Sehingga, pencemaran lingkungan pantai dapat terjadi karena masukan polutan dari kegiatan di sepanjang garis pantai, dan atau secara tidak langsung: melalui aliran sungai, kegiatan di lepas pantai, karena intrusi air laut ke dalam air tanah dan sebagainya.
Sedangkan kerusakan lingkungan Pantai berupa abrasi pantai, kerusakan hutan bakau atau mangrove, kerusakan terumbu karang, penurunan sumber daya perikanan, kerusakan padang lamun dan sebagainya. Keadaan ini disebabkan oleh sering terjadinya pencemaran, baik yang berasal dari kegiatan di daratan maupun aktivitas di perairan itu sendiri, perusakan taman laut, terumbu karang dan hutan bakau, ini akibat eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam lingkungan pesisir dan laut pada umumnya. Agar fungsi lingkungan pesisir dapat dilestarikan, maka perlu dilakukan tindak kerja pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan tersebut. Berkenaan dengan pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup, UU No. 4/ 82 ditetapkan bahwa pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mewujudkan lingkungan yang baik dan sehat (Pasal 4), dan pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan berdasarkan baku mutu lingkungan (Pasal 15).
UU No. 4/82 tersebut juga menetapkan ketentuan bahwa setiap kegiatan berkewajiban untuk memelihara kelestarian kemampuan lingkungan hidup yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan.

A.    Pencemaran Kawasan Pesisir
Yang terjadi apabila kawasan pesisir tercemar, yaitu:
a.       Adanya limbah industri di sungai yang meresap ke tanah.
b.      Terdapatnya banyak sampah-sampah di daerah pesisir dan pantai. Sampah yang bersifat organic maupun non organic juga dibuang ke laut melalui system DAS.
c.       Terjadinya perubahan kondisi alam menjadi lingkungan buatan dengan dibangunnya beberapa fasilitas penunjang yang diperlukan.
d.      Adanya pencemaran limbah minyak yang terjadi di pantai yang disengaja maupun tidak disengaja.
e.       Rusaknya hutam mangrove di kawasan pesisir.
f.       Hancurnya organisme yang membuat laut menjadi semakin tidak subur.
g.      Penambangan karang serta penangkapan ikan menggunakan racun dan bahan peledak.
h.      Penambatan jangkar perahu.
i.        Pembuangan sampah rumah tangga.
j.        Pembukaan lahan pertanian, pengembangan kota dan industry, penebangan kayu, dan penambangan di daerah aliran sungai mengakibatkan terjadinya pencemaran dan perubahan lingkungan wilayah pesisir.
k.      Pembukaan hutan mangrove untuk kepentingan pemukiman, pembangunan infrastruktur dan perikanan tambak dapat mengakibatkan erosi pantai.

B.     Sumber Pencemaran Kawasan Pesisir
a.       Limbah industri.
b.      Limbah cair pemukiman.
c.       Limbah cair perkotaan.
d.      Limbah pertanian.
e.       Pertambangan.
f.       Pelayaran.
Dari sumber pencemaran tersebut memiliki faktor-faktor penyebabnya pada kawasan pesisir, yaitu:
1.      Erosi dan sedimentasi yang disebabkan oleh rusaknya hutan di daerah hulu sungai yang bermuara ke laut serta penggalian pasir dan kerikil di sungai-sungai tersebut.
2.      Limbah pertanian berupa sisa pestisida dan pupuk yang digunakan dalam usaha peningkatan produksi pertanian yang masuk ke dalam sistem perairan dan akhirnya sampai ke perairan laut.
3.      Air selokan dari kota yang mengandung berbagai bahan yang kemudian masuk melalui sungai dan bermuara ke perairan.
4.      Tumpahan minyak yang berasal dari kegiatan di pelabuhan.
5.      Abrasi pantai yang disebut juga dengan erosi pantai adalah proses mundurnya garis pantai dari kedudukan garis pantai yang lama. Abrasi ini disebabkan oleh faktor alam seperti tiupan angin di atas laut yang menghasilkan gelombang dan juga arus laut yang kuat. Gelombang laut yang besar dan terjadi sacara terus- menerus dapat mempercepat proses abrasi. Selain mengurangi jarak laut dengan daratan sehingga lahan penduduk pesisir menjadi sempit, abrasi juga menggusur tempat berkumpulnya ikan perairan pantai sehingga menyulitkan nelayan untuk mencari ikan di tepi laut.
6.      Penebangan hutan mangrove untuk dijadikan pertambakan. Selain itu, kayu- kayu dari pohon mangrove juga dijual dan dijadikan pondasi bangunan. Kegiatan tersebut sangat mengganggu regenerasi dan menghambat proses suksesi hutan mangrove.
7.      Pencemaran sampah anorganik membuat kelestarian ekosistem pantai semakin terancam.
8.      Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
9.      Reklamasi pantai sembarangan dapat menyebabkan daerah pantai di sekitar reklamasi menjadi rawan tenggelam. Selain itu, air laut bisa naik ke daratan sehingga air darat tercemari dan menjadi asin. Hal tersebut sangat merugikan masyarakat pesisir, terutama bagi mereka yang bercocok tanam.




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
a.       Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut dengan batas ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut seperti angin laut, pasang surut, perembesan air laut yang dicirikan oleh vegetasinya yang khas, sedangkan batas wilayah pesisir kea rah laut mencakup bagian atau batas terluar dari pada daerah paparan benua, dimana ciri-ciri perairan ini masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar maupun proses yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.

b.      Sumber Pencemaran Kawasan Pesisir, yaitu :
1.      Limbah industri.
2.      Limbah cair pemukiman.
3.      Limbah cair perkotaan.
4.      Limbah pertanian.
5.      Pertambangan.
6.      Pelayaran.
Yang menyebabkan beberapa faktor terjadi pada kawasan pesisir Indonesia, sehingga dapat menurunkan kualitas sumber daya alam daerah pesisir/pantai.
B.     Saran
Dalam hal ini perlunya pengetahuan mengenai sumber pencemar yang mengakibatkan kawasan pesisir tergagnggu lingkungannya. Perlu pula adanya perencanaan serta pengelolaan dalam memberdayakan sumber daya alam serta pencemaran di wilayah pesisir sesuai dengan berbagai macam rutinitas masyarakatnya.



DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pesisir (diakses pada 22 Maret 2020)





Pemeriksaan Boraks Pada Makanan

Mata Kuliah                 : PMM-A Dosen                           : Khiki Purnawati Kasim, S.ST.,M.Kes “Pemeriksaan Boraks Secara...